Fabric Inspection

Pengertian


Fabric inspection atau fabric checking atau pemeriksaan kain, adalah evaluasi kain secara sistematis di mana cacat diidentifikasi. Perching adalah istilah lain untuk inspeksi kain.

Kain adalah bahan baku utama dalam pembuatan pakaian jadi dan umumnya merupakan komponen paling mahal di antara yang lain yang dibutuhkan dalam pembuatan sebuah pakaian. Di pabrik tekstil umumnya kain diperiksa saat sebelum pengepakan, sedangkan di unit manufaktur garmen, kain diperiksa sebelum pemotongan massal (cutting).

Kontrol kualitas pada tekstil adalah untuk memeriksa apakah bahan yang diproduksi memenuhi spesifikasi yang ditetapkan oleh pembeli. Ini adalah aspek yang lebih luas yang mencakup kualitas produk akhir dan bahan yang mencakup, misalnya, benang dan kain. Kualitas kain mengatasi masalah terkait kain. Pemeriksaan kain merupakan langkah pemeriksaan visual selain dari kriteria kinerja/performa; menemukan berbagai kekurangan dan penyimpangan. Hal-hal yang diperhatikan dalam penilaian atau pemeriksaan antara lain tingkatan kualitas kain, berat, shading warna, temuan cacat (defect) beserta rinciannya. Selain menentukan terhadap kualitas garmen/pakaian, inspeksi kain juga membantu perusahaan manufaktur mengurangi tumpukan barang rijek, yang pada dasarnya meningkatkan efisiensi dan waktu pengiriman.

Berbagai metode dipilih dalam inspeksi kain, termasuk inspeksi di atas meja datar atau mesin inspeksi kain. Operator pemeriksa internal atau pihak ketiga dapat melakukan pekerjaan ini.

Sebagian besar pabrik menggunakan standar inspeksi yang disesuaikan, tetapi yang umum digunakan adalah sistem poin. Ini adalah sistem inspeksi kain yang diterima secara luas dimana didasarkan pada poin penalti. Misalnya metode uji standar untuk pemeriksaan visual dan grading kain (ASTM D5430) dan 4-point system (sistem empat poin). Saat ini, 4-point system adalah sistem pemeriksaan kain yang paling umum digunakan yang sesuai dengan namanya, bekerja dengan sistem poin 1 hingga 4 di mana peringkat cacat tertinggi adalah 4 poin.

 

Inspeksi Terkomputerisasi dan Artificial Intelligence

Dengan berkembangnya teknologi saat ini pemeriksaan kain sudah dapat dilakukan secara otomatis memanfaatkan teknologi kamera dan komputer.

Mesin pemeriksaan kain dilengkapi dengan lampu dan meja yang dilengkapi dengan rol pengarah yang membantu pemeriksa atau pemeriksa kain mengamati setiap yard atau meter.

Inspeksi manual dan terkomputerisasi keduanya saling melengkapi, sedangkan sistem inspeksi kain berbasis kecerdasan buatan (artificial intelligence) sedang dikembangkan.

 

 

Prosedur Inspeksi Kain dengan 4-Point System


Prosedur pemeriksaan kain biasanya ditetapkan dan dijalankan oleh QA/QC dengan sepengetahuan atau persetujuan dari buyer. Berikut contoh prosedur inspeksi kain:

 

Tempat dan Perlengkapan Inspeksi Kain

Tempat inspeksi

Pemeriksaan kain dilakukan di lingkungan yang sesuai dan aman dengan ventilasi yang cukup dan pencahayaan yang baik. 

Mesin inspeksi

Pemeriksaan kain dilakukan dengan mesin inspeksi kain dengan kecepatan tidak boleh lebih dari 15 yards/menit. Kemiringan kain 45-600 terhadap pemeriksa. Standar penerangan atas (overhead) minimum 100 lux. Lampu belakang dapat digunakan sesuai kebutuhan.   

Light Box

Light Box adalah kotak dengan pencahayaan standar yang digunakan untuk melihat dan membandingkan warna kain. Semua warna dan corak harus diperiksa di Light Box terhadap standar warna dan sampel yang disetujui. Standar penerangan yang dipakai pada Light Box biasanya TL83, D65 dan atau uv.

Bahan

Bahan yang mau diperiksa yaitu kain yang biasanya dalam bentuk gulungan (rol).

Sampel standar  

  • Standar lot warna yang sudah ditetapkan (semua lot jika dimungkinkan).
  • Standar yang disetujui harus tersedia sebelum memulai inspeksi untuk menilai warna, konstruksi, pegangan dan tampilan visual.
  • Shade continuity gulungan kain dengan memeriksa variasi shading antara tengah dan tepi, awal, tengah dan akhir gulungan setiap rol harus dievaluasi dan didokumentasikan.

 

Jumlah kain yang akan diperiksa

  • Inspeksi visual membutuhkan minimal 10% dari jumlah keseluruhan kain.
  • Gulungan kain yang dipilih untuk pemeriksaan harus mewakili semua warna dan lot warna.
  • Jika hasil pemeriksaan 10% rijek maka dilakukan pemeriksaan tambahan 15%. Jika hasilnya tetap rijek maka dilakukan pemeriksaan 100% atau ditolak.

 

Berat dan konstruksi kain

  • Periksa berat minimum 10% dari gulungan yang dipilih untuk diperiksa.
  • Timbang potongan 100 cm2; konversikan menjadi m2 atau yds2.
  • Jika penyimpangan lebih dari -5% / + 7% biasanya tidak diterima.
  • Periksa konstruksi kain sesuai sampel dan ketetapan yang sudah disetujui.
  • Tidak ada toleransi terhadap penyimpangan konstruksi kain.

 

Warna dan pegangan kain

Di awal dan di akhir setiap gulungan yang dipilih untuk pemeriksaan kain, potong 30 cm dengan lebar penuh. Visual, pegangan (handfeel), dan warna harus dibandingkan di dalam Light Box terhadap sampel dan standar warna.

Periksa tingkat shading atau belang dalam gulungan kain dengan membandingkan antara:

  • pinggir dengan pinggir
  • pinggir-tengah-pinggir
  • awal dan akhir gulungan

Jika terdapat penyimpangan di antara bagian-bagian tersebut dimana lebih dari 4-5 pada greyscale maka kain ditolak atau perlu persetujuan dari pihak terkait.

 

Lebar kain (Cuttable width)

Lebar minimum yang dapat dipotong pada proses cutting (cuttable width), diukur antara lubang jarum di tepi gulungan (selvages), harus diperiksa setidaknya 3 kali pada setiap gulungan. Pemeriksaan dilakukan di awal, tengah, dan akhir gulungan.
Lebar kain (cuttable width) kurang dari yang ditetapkan biasanya tidak diterima (failed).

 

Panjang kain gulungan

  • Biasanya panjang kain satu gulung/rol tidak boleh kurang dari 30-40 m/yds. Apabila kurang maka tidak diterima.
  • Panjang gulungan yang tertera pada tiket gulungan harus diverifikasi terhadap panjang gulungan sebenarnya yang diukur oleh mesin pemeriksa kain.
  • Jika penyimpangannya kurang dari 1-2% biasanya dipastikan dengan diperiksa ulang di meja potong. Jika perbedaan tetap ada maka gulungan tersebut tidak diterima.

 

Sambungan

  • Panjang sambungan minimum adalah 30 m/yds.
  • Lokasi sambungan harus dicatat pada laporan inspeksi gulungan individu.
  • 4 poin penalti akan diberikan untuk setiap sambungan.
  • Tidak ada gulungan yang diperbolehkan mengandung lebih dari 1 sambungan/sambungan.

 

Bau (Fabric odours)

  • Gulungan kain yang mengeluarkan bau tidak sedap tidak diterima.

 

Skewing dan Bowing

Skewing adalah kemiringan benang pakan atau baris melintang pada kain. Diukur titik kemiringan tertinggi benang pakan (baris) pada garis mendatar 900 antar tepi kain.

Bowing adalah lengkungan benang pakan atau baris melintang pada kain. Diukur titik lengkungan tertinggi pada sudut 900 garis mendatar antar tepi kain.

Gambar skewing dan bowing

Batas maksimum skewing/bowing biasanya 2-3% untuk kain tenun (woven) dan 4-5% untuk kain rajutan (knitting).

Gulungan kain yang melebihi batas maksimum di atas maka tidak diterima.

 

Sistem 4 poin (4-point system)

4-Point System (Sistem 4-Poin) memberikan 1, 2, 3 dan 4 poin penalti berdasarkan ukuran dan signifikansi cacat (defect). Tidak ada poin penalti diberikan lebih dari 4 untuk setiap cacat tunggal. Cacat diukur baik arah panjang atau lebar dengan sistem sama. Hanya defect major yang dihitung. Tidak ada poin penalti yang diberikan untuk cacat minor. Terlepas dari panjang (ukuran) atau jumlah cacat, tidak lebih dari 4 poin penalti dapat diberikan pada setiap meter (yard) linier.

Tabel penilaian cacat pada 4-Point System

Panjang Cacat (defect) Poin Penalti
< 3 Inci 1 poin
3 – 6 inci 2
6 – 9 inci 3
> 9 inci 4
bolong/sobek (< 1 inci) 2
bolong/sobek (> 1 inci) 4
cacat berulang sepanjang kain 4

Gambar contoh aplikasi 4-point system

 

Maksimum poin yang diperbolehkan (Acceptable point level)

Acceptable point level dapat didefinisikan sebagai jumlah poin maksimum yang diperbolehkan per 100 yard (linier) dan atau per 100 yard persegi. Acceptable points level pada gulungan kain individu dan keseluruhan gulungan kain (rata-rata poin) ditetapkan dengan level berbeda.

Perhitungan poin per 100 yards2 atau poin per 100 meter2

Perhitungan poin pada 4-point system

Penetapan acceptable point level juga berbeda berdasarkan jenis kainnya, contoh:

Tabel contoh acceptable point level

Jika acceptable point level individual roll melebihi ketentuan maka gulungan rol kain tersebut tidak diterima, demikian juga jika acceptable point level rata-rata semua rol (satu pengiriman) melebihi ketentuan di atas maka seluruh rol kain (satu pengiriman) tidak diterima.

 

Laporan Pemeriksaan

Lembar laporan pemeriksaan mencakup keterangan umum seperti tanggal pemeriksaan, nama supplier kain, garmen dan buyer, nama inspector/checker, rincian produk/kain yang diperiksa, temuan cacat/defect kain poin penalti yang diberikan dan hasil pemeriksan. 

Tabel contoh jenis-jenis cacat pada kain

Jenis Kain Jenis cacat (defects)
Kain tenun (woven) slub, hole, missing yarn, conspicuous yarn variation, soiled yarn, wrong yarn.
Kain rajut (knit) mixed yarn, yarn variation, runner, needle line, barre, slub, hole, and press off.
Kain celup (dyeing) dan printing out of register, dye spots, machine stop, color out, color smear, or shading.

Di dalam manufaktur garmen, biasanya gulungan kain diinspeksi kemudian dipisahkan dengan menandai gulungan salah satu dari kategori berikut:

  • Passed – Gulungan kain ini diterima dan siap cutting.
  • Failed – Tidak siap cutting. Dapat diterima setelah diperbaiki.
  • Rejected – Tidak diterima (ditolak), akan dikirim kembali ke pemasok.
  • Pending decision – Menunggu persetujuan dari pihak yang berkaitan atau berwenang.

Di dalam manufaktur tekstil, penilaian kualitas kain dilakukan dengan cara yang berbeda. Biasanya dikategorikan dengan grade A, grade B atau Gold dan Silver. Pabrik tekstil biasanya menyertakan laporan inspeksi kain tersebut kepada pembeli/pelanggan bersamaan dengan kain yang dikirim. 

 

 

Perbaikan


Sulam

Kain selama inspeksi mengalami sistem pemeriksaan yang ketat, berbagai cacat dapat ditemukan. Beberapa cacat manufaktur pada kain dapat diperbaiki diantaranya dengan sulam (needlework).

 

Burling

Burling adalah perbaikan akhir untuk membantu meningkatkan tampilan/penampakan kain. Proses burling antara lain menghilangkan cacat manufaktur tertentu seperti berbulu, simpul benang (knot), benang lepas dan menonjol pada kain tenun. Alat burling digunakan untuk mendorong cacat ini ke sisi belakang kain.

 

Spotting

Spotting adalah metode menghilangkan noda pada kain. Dapat digunakan pada bahan kain maupun pakaian/garmen yang terkena noda.

 

 

 

Referensi:

  • wikipedia.org
  • https://textilestudycenter.com/fabric-inspection
  • https://www.onlineclothingstudy.com
  • dll.

2 komentar untuk “Fabric Inspection”

  1. Pingback: QA & QC Pada Industri Garmen - fesyendesign.com

  2. Pingback: Quality Control Produksi Kemeja - fesyendesign.com

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *