Mengenal Bahan Pelapis Busana

Pengertian


Bahan pelapis sangat berpengaruh terhadap pembentukan pakaian/busana yang bermutu. Bahan Pelapis adalah bahan tambahan yang terletak di bawah bahan utama yang fungsinya antara lain untuk membentuk; menopang kain; menjaga tetap kuat dari gesekan, lipatan, tekanan dan tahan rendaman; dan juga untuk memberi rasa nyaman saat dipakai seperti memberi rasa sejuk, hangat, dan menghindari rasa gatal di kulit.

Dalam pembuatan busana, bahan pelapis digolongkan  menjadi 4 jenis yaitu:

Masing-masing mempunyai fungsi tersendiri dan mempengaruhi tampilan suatu busana.

Interfacing adalah kain pendukung yang digunakan di area yang membutuhkan stabilitas lebih dari sekadar berat kain. Misalnya interfacing dalam kerah, manset, waistband, plakat, dan kadang-kadang pada keliman (hem). Pada busana tertentu interfacing diterapkan pada seluruh bagian garmen, bahkan lebih dari satu jenis bahan yang dipakai.

Lining digunakan untuk membantu menyembunyikan detail konstruksi bagian dalam dari pakaian, dan juga untuk membantu mempermudah saat memakai atau melepas pakaian. Kain pelapis ini biasanya licin dan halus. Lining dikerjakan secara terpisah dari garmen dan ditempel dengan jahit tangan atau mesin.

Interlining adalah lapisan yang ditambahkan pada pakaian untuk membuat hangat, seperti pada mantel musim dingin. Bisa dengan kain tebal atau kapas kempa, atau yang lebih ringan seperti kain flanel atau fleece. Interlining dapat dibuat secara terpisah dari pakaian (bahkan ada yang bisa dicopot dan pasang sesuai kebutuhan), atau digunakan sebagai underlining.

Underlining adalah kain yang ditambahkan ke kain utama untuk memperbaiki bentuk dan bisa juga untuk mengurangi transparasi bahan yang tipis atau anyamannya jarang. Underlining ditempel ke kain utama pada sisi belakangnya (sisi buruk) sebelum dijahit (joint) menjadi pakaian.

Tidak semua busana menggunakan keempat jenis bahan pelapis secara bersama-sama, contoh pada pembuatan kebaya cukup diperlukan bahan interfacing untuk memberi  bentuk dan lining untuk memberi rasa nyaman saat dikenakan. Ada kalanya keempat jenis bahan pelapis digunakan secara bersama-sama.

 

Lapisan Bawah (Underlining)


Adalah bahan pelapis yang terletak di bagian bawah (bagian buruk) bahan utama pakaian, biasa disebut lapisan bawah atau lapisan pertama. Pada umumnya lapisan bawah dimaksudkan untuk menguatkan bahan utama pakaian serta keseluruhan desain.

Konstruksi bahannya dari semua jenis bahan yang paling ringan; tipis sampai ketebalan sedang dan berat dengan efek finishing lembut, sedang atau gemerisik.

Contoh bahan underlining antara lain: sutera cina, organdi, organza, muslin, batiste, tula, rayon, dan tricot ringan untuk rajutan/bahan yang halus.

Contoh bahan Underlining

Fungsi Bahan Pelapis Pertama (Underlining):

  • Memperkuat bahan utama busana secara keseluruhan
  • Memperkuat kelim & bagian-bagian busana
  • Mengurangi tembus pandang bahan tipis
  • Menjadikan sambungan bagian bagian busana atau kampuh tidak kelihatan dari luar

 

Penggunaan dan Penempatan

Penggunaan dan Penempatan Underlining:

  • Dipasang pada bagian-bagian tertentu pada busana misalnya bahan organdi/organza bisa digunakan sebagai bahan penegak kerah pada kebaya tanpa harus merusak motif bahan utamanya.
  • Untuk menyelesaikan lapisan (belahan) tengah muka, untuk memperkuat body yang akan dihias (dibordir, dipayet).
  • Dipasang di seluruh bagian busana.
Underlining organdi pada penegak krah dan lapisan tengah muka kebaya

 

Lapisan Dalam (Interfacing)


Interfacing adalah bahan pelapis yang ditempel pada sisi kain yang tidak terlihat atau “bagian belakang” untuk membuat area garmen lebih kaku.

Fungsi Interfacing adalah:

  • Memperbaiki bentuk pada busana seperti kerah, saku, garis leher
  • Membuat kaku, licin, dan rata pada bagian-bagian busana
  • Menstabilkan dan memberi bentuk tertentu pada bagian tertentu seperti ujung dan detail pada busana
  • Memperkuat dan mencegah bahan renggang
Interfacing used to reinforce a hem (wikipedia.org)

Interfacing terbuat dari bermacam-macam bahan yang berbeda, dengan konstruksi dan penyempurnaan yang berbeda.

 

Kontruksi Interfacing

Dilihat dari kontruksinya interfacing dapat digolongkan menjadi tiga yaitu:

  1. tenunan (non woven),
  2. rajutan (knit), dan
  3. bukan tenunan (non woven).

 

Interfacing woven (tenunan)

Jenis tenunan yang arah seratnya memanjang saling mengikat. Dalam penggunaannya sebaiknya mengikuti arah serat. Jenis ini akan membentuk pakaian lebih bagus & stabil.

Contoh bahan interface woven adalah : rambut kuda, trubinais, cufner.

Rambut kuda terbuat dari campuran kapas dan rambut kuda (bulu binatang), kuat, lentur, tebal, dan tidak berperekat. Berfungsi untuk menopang bentuk dan memperindah busana, contoh pada jas dan torso.

Trubinais teksturnya sedang sampai kaku, berperekat atau tidak berperekat, diproses fusi atau laminate. Sebagai pengeras, pembentuk pada kerah, manset, dan ban pinggang; memberi ketegasan pada detail busana.

Cufner ada yang memiliki ketebalan bertingkat (tebal tipisnya tergantung dari kerapatan tenunan dan besar serat benang yang digunakan); tipis sampai tebal, tekstur halus, berperekat untuk melapisi bagian muka, memberi bentuk pakaian, memperbagus jatuhnya bahan (drape).

interfacing woven

 

Interfacing non woven (bukan tenunan)

Proses pembuatannya tidak ditenun, melainkan dikempa sehingga tidak memiliki arah serat. Bahan nonwoven dibentuk dari serat-serat yang dilumatkan, direkatkan atau diampurkan dengan bahan bahan kimia.

Interfacing nonwoven biasanya lebih keras daripada yang ditenun (woven).

Contoh bahan interlacing nonwoven adalah Vlieseline, Cufner Gula (Pasir).

Vlieseline tipis dan berperekat, memiliki berbagai macam warna, bertekstur lembut sampai kasar, bisa membantu bentuk busana. Biasanya untuk melapis tengah muka, saku, kerah, garis leher, belahan placket.

 Cufner Gula (Pasir) mempunyai daya elastis tinggi baik yang bertekstur lembut atau kasar, ketebalan sedang sampai tebal, berperekat, kegunaannya seperti cufner

interfacing knit & nonwoven

Interfacing knit (rajutan)

Konstruksi kain rajut berbeda dengan kain tenun. Pada umumnya elastisitas kemuluran bahan rajut lebih tinggi dari bahan tenun.

Contoh bahan interfacing knit adalah Knit fusible interfacing, Weft.

Knitfusible interfacing bersifat lembut sehingga mudah dibentuk dan dlipat sesuai mode busana, menambah keindahan bentuk busana, mempertegas garis-garis busana. Bahan ini baik jika digunakan untuk keseluruh body busana pria atau wanita yang bahan utamanya halus, biasa diterapkan pada busana pesta.

Weft adalah jenis interfacing yang dirajut dan memiliki arah serat memanjang dan melebar, dalam penggunaannya sebaiknya mengikuti arah serat yang melebar.

Termasuk juga interfacing model baru yaitu interfusi atau fusing yaitu pengembangan secara modern yang menggunakan Adhesives (perekat) untuk saling mengisi serat-serat yang pendek atau bahan direkatkan bersamaan. Ada dua cara dalam proses perekatan yaitu cara pertama dengan disemprotkan biasanya hasil perekatnya tidak rata, cara  kedua dengan dilaminating hasilnya lebih rata dan terdapat lapisan plastis yang menempel pada tenunan. Contoh trubinais

 

Penggunaan dan Penempatan

Penggunaan bahan pelapis intefacing pada busana adalah :  

  1. Bagian-bagian tertentu pada busana seperti pada kerah, lapisan saku, belahan tengah muka, belahan lengan (placket), manset dan sebagainya.
  2. Dipasang pada seluruh bagian busana misalnya pada pembuatan jas atau blazer

    Gambar pemasangan interfacing pada badan muka jas
Gambar torso dengan menggunakan interfacing hair canvas/bubat

 

Lapisan Antara (Interlining)


Adalah bahan pelapis yang lembut dan ringan yang berada di antara interfacing dan lining suatu pakaian untuk memberikan rasa hangat selama dikenakan. Biasanya untuk lengan baju dan body jaket atau mantel.

Bahan dari yang tipis dan ringan sampai tebal dan kasar menyerupai busa atau katun yang berbulu, contoh: flanel, bahan selimut tipis, felt, dacron.

(sumber: indiamart.com)

Satu-satunya tujuan interlining ini adalah untuk memberi rasa hangat saat dipakai, misalnya jas, mantel atau jaket.

 

Penggunaan dan Penempatan

Pemakaian interlining pada pembuatan busana, antara lain:

  • Pada bagian badan jaket, jas atau mantel
  • Pada bagian tertentu pada busana, misalnya bagian badan atas, kerah & sebagainya

 

Bahan Pelapis (Lining)


Lining atau biasa disebut furing memberikan penyelesaian yang rapi, rasa nyaman; kehangatan, kehalusan dan kelembutan terhadap kulit, biasanya disebut bahan pelapis terakhir (furing) karena merupakan penyelesaian terakhir pada pembuatan busana untuk menutupi bagian dalamnya.

Ciri bahan pelapis (furing) adalah lembut, licin, tipis, ringan dan higrokopis; adem saat dikenakan.

Contoh: satin, katun, rayon, Nilon, silky (seperti sutera), trico.

Contoh  bahan lining

Fungsi lining antara lain:

  • Menutup konstruksi bagian dalam busana agar tampak rapi
  • Menahan bentuk dan jatuhnya busana
  • Pengganti petticoat (rok dalam)
  • Menutup bahan tipis yang tembus pandang
  • Sebagai pelapis dari bahan berbulu atau kasar seperti wol
  • Untuk kenyaman (adem, hangat, lembut) saat dikenakan
  • Memudahkan pakaian untuk dipakai atau dilepas

 

Penggunaan dan Penempatan

Furing (lining) pada pembuatan busana umumnya dipasang pada:

  1. Seluruh bagian dalam dari busana seperti; jas, jaket, mantel, rok, blus
  2. Pada bagian tertentu busana, misalnya pada bagian badan atas pada kebaya, lapisan dalam ban pinggang celana.
Gambar pemasangan lining pada Jas

 

 

Sumber referensi :

  • PENGETAHUAN BAHAN PELAPIS, SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BIDANG KEAHLIAN : TATA BUSANA PROGRAM KEAHLIAN: TATA BUSANA, IREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN  DIREKTORAT JENDERAL MANAJEMEN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL, 2005
  • wikipedia.org
  • sewing.org
  • dll

5 komentar untuk “Mengenal Bahan Pelapis Busana”

  1. Pingback: Pengenalan Bahan Pelengkap Busana - fesyendesign.com

  2. Pingback: Teknik Menjahit Industri Busana Pria - fesyendesign.com

  3. Pingback: Proses Penjahitan dan Pengemasan Industri Garmen - fesyendesign.com

  4. Pingback: Quality Control Produksi Kemeja - fesyendesign.com

  5. Pingback: Teknik Menjahit Bagian-bagian Busana - fesyendesign.com

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *