Pemilihan Bahan Tekstil Dan Desain Busana

Berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memilih bahan tekstil berkaitan dengan desain busana yang akan dibuat:

 

Unsur-unsur Desain 


Unsur-unsur desain yang perlu diperhatikan dalam pemilihan bahan tekstil adalah: 

 

Warna

Warna suatu bahan tekstil yang diaplikasikan menjadi busana dapat mempengaruhi beberapa hal, misalnya:

  • Tampak lebih indah dan menarik
  • Memiliki arti tertentu
  • Dapat mempengaruhi suasana hati si pemakai

Berikut  5 hal yang perlu diperhatikan dalam memilih warna bahan:

  1. Tren, warna yang sedang digemari biasanya sering muncul pada majalah, televisi, film, pusat pertokoan, toko-toko busana atau pada peragaan-peragaan busana.
  2. Tujuan dan momen, sesuaikan warna busana dengan tujuan dan momen saat pakai, misalnya:
    • Momen belanja di siang hari sebaiknya hindari warna yang mencolok.
    • Busana tidur dan busana bayi pilihlah warna soft (lembut).
    • Busana pesta malam bisa memilih warna yang mencolok, cerah atau pun gelap.
    • Busana saat ke tempat duka disarankan pilih warna tidak mencolok (gelap).
  3. Bentuk tubuh, sesuaikan warna busana dengan bentuk tubuh:
    • Bentuk tubuhyang tinggi kurus hindarilah busana yang berwarna gelap dan mencolok
    • Bentu tubuhyang gemuk hindarilah busana yang berwarna muda atau putih.
  4. Warna kulit dan rambut, sesuaikan warna busana dengan warna kulit dan rambut si pemakai.
    • Orang yang warna kulitnya gelap hindari warna putih karena kulitnya akan terkesan menjadi lebih gelap.
    • Orang yang kulitnya kuning langsat akan kelihatan pucat bila memakai busana yang berwarna kuning.
  5. Umur dan karakter, sesuaikan warna busana dengan umur dan kepribadian (karakter):
    • Orang dewasa dan berusia lanjut sebaiknya memilih warna-warna yang memberikan kesan tenang (bukan warna-warna kontras).
    • Remaja & anak umumnya sesuai dengan semangat dan gairahnya mereka akan memilih busana berwarna cerah atau mencolok.

 

Corak

Corak pada bahan tekstil umumnya adalah corak satu arah dan corak dua arah. Untuk bahan polos coraknya sama dengan corak dua arah, kecuali bahan-bahan polos yang berkilau seperti satin dan bahan polos berbulu seperti bludru dan corduroy.

Bahan-bahan yang berkilau dan berbulu dibutuhkan penanganan yang lebih cermat, terutama ketika akan meletakkan bahan (layout), semua pola harus terletak pada satu arah, ke atas atau ke bawah saja sehingga dapat dihasilkan motif/corak yang berkesinambungan.

 

Corak Searah

Corak searah yaitu corak pada bahan yang hanya mengarah pada satu sisi. Hal ini membuat proses layout (cutting bahan) perlu kehati-hatian berkaitan dengan kesinambungan corak setelah menjadi baju.

Motif atau corak pola searah diantaranya adalah:

  • Motif garis-garis,
  • Motif kotak-kotak,
  • Anyaman-anyaman, dan
  • Motif alam yang mengarah ke satu sisi.

Dalam pembuatan busana menggunakan pola searah akan membutuhkan jumlah bahan yang lebih besar karena harus memperhatikan kesinambungan motif bahan. Menjadi tidak selaras jika arah motif pada bagian-bagian busana berbeda antara satu dengan yang lain.

 

Corak Dua Arah

Corak bahan mengarah pada semua sisi, lebih mudah dalam meletakkan pola pada bahan. Pada waktu meletakkan pola di atas bahan Anda hanya memperhatikan arah serat (grain line) dan efisiensi penggunaan bahan.

pola motif searah & dua arah
Contoh pola motif searah & dua arah

 

Jatuhnya Bahan (Drape)

Jatuhnya bahan (drape) akan berdampak pada hasil akhir dan tampilan busananya.

Efek dari jatuhnya bahan dikelompokkan dalam:

  • kaku,
  • Berat dan berisi
  • lembut,
  • melangsai, dan
  • ringan/melayang

 

Kaku, bahan ketika dibentang jatuhnya langsung dan tidak bergerak, seperti bahan yang dikanji. Contoh: drill, twill, kanvas, dan lain-lain.

Berat berisi, bahan jika digantung jatuhnya lurus dan berat. Contoh: kain gabardin.

Lembut (Soft) ,ketika bahan diremas terasa lembut di tangan. Contoh: kain sutera.

Melangsai, bahan jika digantung lembut tetapi berat. Contoh: kain satin.

Ringan/melayang, bahan jika digantung lembut, ringan dan melayang. Contoh: kain sifon.

 

Tekstur Bahan

Tekstur atau sifat permukaan bahan dapat diidentifikasi dengan visual atau dengan memegang (handling) permukaan kain.

Dengan identifikasi visual dan handling maka:

  1. Apabila bahan digantung (hang): langsai, kaku, ringan melayang atau berat.
  2. Penampakannya (appeareance): berkilau, kusam/buram, atau tembus pandang.
  3. Dengan handling (feel): halus, kasar, gemerisik, lembut, licin, atau berbulu.

Untuk membedakan jenis bahan yang satu dengan yang lain bisa diketahui dari salah satu cirinya yang paling menonjol, misalnya:

  • Bahan beludru, sifat yang menonjol adalah berbulu
  • Bahan lame, sifat yang menonjol adalah berkilau, tipis, dan gemerisik
  • Bahan tule, sifat yang menonjol adalah tembus pandang

Unsur-unsur Desain (Busana)

 

 

Pemilihan Bahan Tekstil 


Memilih bahan busana atau lenan rumah tangga perlu memperhatikan hal-hal berikut:

  • Kegunaan,
  • Karakteristik penanganan,
  • Desain,
  • Lebar kain.

 

Kegunaan

Pemilihan bahan tekstil berdasarkan kegunaannya, contohnya bahan tekstil untuk pakaian, pelengkap busana, atau lenan rumah tangga.

  1. Pakaian, semua yang dipakai untuk menutupi bagian tubuh atas dan tubuh bawah (terdiri dari rok, blus, celana, kemeja, dll.)
  2. Pelengkap busana, semua yang dipakai mulai dari ujung rambut sampai ujung kaki kecuali pakaian (topi, tas, sepatu, asesoris dll.)
  3. Lenan rumah tangga, semua alat atau perangkat rumah tangga yang terbuat dari kain (gordyn, selimut, taplak meja, dll.)

 

Karakteristik Penanganan

Pemilihan bahan tekstil berdasarkan karakteristik penanganan antara lain: saat pengerjaan, saat pakai, cuci, dan setrika.

Waktu pengerjaan, karakteristik bahan pada waktu pengerjaan apakah bahan itu licin, mudah bertiras atau bergulung (triko).

Waktu pakai, karakteristik bahan waktu dipakai apakah bahan cepat kusut, mudah kena noda atau keringat, mudah terbakar.

Waktu cuci, karakteristik bahan waktu dicuci apakah luntur, mudah berubah bentuk, apakah bahan itu susut, apakah bahan itu menjadi lemas setelah dicuci.

Waktu setrika, karakteristik bahan waktu disetrika dilihat dari asal bahan apakah bahan itu perlu disetrika dengan suhu sedang atau panas, harus dipres atau harus pakai kain pelapis.

 

Desain

Pemilihan bahan tekstil berdasarkan desain, misalnya desain suai (lurus), berkerut, berlipit, klok (lingkaran), draperi dan pias.

Untuk membuat busana yang sesuai dengan desainnya maka diperlukan pemilihan bahan tekstil yang tepat. Desain busana yang dibuat dengan bahan yang berbeda hasilnya akan berbeda juga.

desain sama bahan beda
Contoh desain sama bahan beda

 

Lebar Bahan 

Agar hemat pemakaian bahannya maka perlu diketahui berapa lebar kain yang akan dipergunakan. Lebar kain yang ada di pasaran antara lain:

  • Lebar sampai dengan 100 cm (tenunan tradisional)
  • Lebar 110 cm – 150 cm (banyak dipergunakan untuk busana wanita)
  • Lebar di atas 150 cm (banyak dipergunakan untuk busana bagian bawah, contohnya celana, rok dan lain-lain)

Setelah jelas hal-hal yang perlu diperhatikan dari suatu bahan, langkah selanjutnya adalah menerapkan dalam pemilihan bahan.

 

 

Faktor-faktor Desain Busana


Pemilihan bahan tekstil terkait faktor-faktor desain busana adalah:

  • usia,
  • kesempatan pemakaian,
  • waktu pemakaian,
  • postur tubuh,
  • warna kulit, dan
  • kepribadian.

Dalam pemilihan bahan tekstil, seorang desainer akan memperhatikan faktor-faktor dalam desain busana.

 

Usia

Dalam tumbuh kembangnya, usia manusia dibedakan menjadi:

  1. Bayi (di bawah 1 tahun)
  2. Balita ( 1 – 5 tahun)
  3. Anak-anak (di bawah 12 tahun)
  4. Remaja (13 – 17 tahun)
  5. Dewasa atau tua (di atas 17 tahun)

 

Kesempatan Pemakaian

Memilih bahan tekstil perlu disesuaikan dengan momen dan musim atau temperatur udara, apakah di daerah panas (daerah pantai), daerah dingin (pegunungan, ruang ber-AC) dan waktu pemakaian.

  • Di rumah (aktivitas di lingkungan rumah)
  • Bekerja (di dalam ruangan atau luar ruangan)
  • Rekreasi (didaerah dingin-panas/tempat-tempat wisata)
  • Olah raga (indoor/outdoor)
  • Pesta (resmi/setengah resmi)
  • Kesempatan khusus (berkabung)

 

Waktu Pemakaian

  • Pagi (gunakan bahan dengan warna cerah)
  • Siang/sore (hindari warna-warna mencolok)
  • Malam hari (gunakan warna cerah atau gelap)

 

Postur Tubuh

Salah satu tujuan berbusana adalah untuk menutupi kekurangan bentuk tubuh yang kurang ideal. Memilih bahan tekstil juga harus disesuaikan dengan postur atau bentuk tubuh si pemakai.

 

Bentuk badan tinggi kurus

  • Pilihlah bahan-bahan dengan garis horisontal, desain bagian depan jangan dibuat rata.
  • Bahan bermotif/berkotak akan memberi efek terlihat lebih gemuk.
  • Bahan dengan tekstur kaku dan tebal akan memberi kesan ukuran badan menjadi besar.
  • Hindari bahan dengan warna gelap, sebaiknya memilih warna-warna cerah dan tidak mencolok. 

    Contoh pemilihan bahan untuk bentuk tubuh tinggi kurus
    Contoh pemilihan bahan untuk bentuk tubuh tinggi kurus

 

Bentuk badan pendek kurus, agar badan kelihatan lebih tinggi dan gemuk:

  • Pilih bahan dengan bentuk motif yang kecil-kecil atau bentuk motif sedang.
  • Gunakan bahan-bahan yang lembut dan agak tipis.
  • Hindari warna-warna gelap dan tua.

    Contoh pemilihan bahan untuk bentuk tubuh pendek kurus
    Contoh pemilihan bahan untuk bentuk tubuh pendek kurus

 

Bentuk badan tinggi besar

  • Pilih bahan yang soft dan cenderung kusam, akan memberi kesan figur lebih kecil.
  • Pilih bahan dengan motif garis-garis vertikal dan berbidang sempit.
  • Hindari warna-warna menyala, karena dapat membuat kesan bentuk badan lebih besar.

    Contoh pemilihan bahan untuk bentuk tubuh tinggi besar
    Contoh pemilihan bahan untuk bentuk tubuh tinggi besar

 

Bentuk badan pendek gemuk

  • Hindari motif dengan garis horisontal, sebaiknya pilih bahan dengan garis vertikal.
  • Hati-hati menggunakan corak kotak-kotak sedang atau besar, karena akan kelihatan bertambah lebar.
  • Bahan dengan corak lingkaran besar dan sedang membuat si pemakai kelihatan gemuk.
  • Pilihlah bahan berbintik kecil agar penampilan anda lebih manis.
  • Hindari bahan yang kaku dan melangsai atau bahan yang tebal.
  • Hindari bahan bercorak (besar) atau kombinasi corak besar karena akan membuat si pemakai kelihatan lebih besar.
    Contoh pemilihan bahan untuk bentuk tubuh pendek gemuk
    Contoh pemilihan bahan untuk bentuk tubuh pendek gemuk

     

Warna Kulit

  • Untuk kulit berwarna gelap, hindari warna putih, karena akan terkesan lebih gelap.
  • Kulit yang terang/kuning akan kelihatan pucat bila menggunakan warna muda, terutama warna kuning muda.
  • Pilihlah warna-warna yang tidak terlalu kontras dengan warna kulit pemakai.

 

Kepribadian

  • Orang dengan kepribadian agresif akan serasi jika memilih bahan tekstil dengan warna-warna yang terang/menyala.
  • Orang dengan karakter pendiam, kalem, tenang akan sesuai dengan warna-warna yang redup/gelap.

 

 

Nama Bahan Tekstil 


Berikut tabel nama-nama bahan tekstil beserta kegunaan pada umumnya dalam pembuatan busana atau lenan rumah tangga.

Gambar tabel pemilihan bahan untuk busana atau lenan
Gambar tabel pemilihan bahan untuk busana atau lenan

Baca juga artikel tentang pemilihan bahan:

Contoh-contoh Pemilihan Bahan Sesuai dengan Desain

Tips Membeli Bahan Tekstil

 

 

Sumber dan referensi :

PENGETAHUAN BAHAN TEKSTIL , SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BIDANG KEAHLIAN TATA BUSANA PROGRAM KEAHLIAN TATA BUSANA, DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT JENDERAL MANAJEMEN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH, DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL, 2005

 

5 komentar untuk “Pemilihan Bahan Tekstil Dan Desain Busana”

  1. Pingback: Pengenalan Bahan Pelengkap Busana - fesyendesign.com

  2. Pingback: Pola Celana Di Atas Kain - fesyendesign.com

  3. Pingback: Teknik Cutting Industri - fesyendesign.com

  4. Pingback: Desain, Pola, dan Marker di Industri Garmen - fesyendesign.com

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *