Pola (Pattern)

Pola


Pola (pattern) adalah potongan bentuk dari bagian-bagian pakaian yang dijiplak ke kain (tenun/rajut) sebelum dipotong (cutting) dan dijahit (sewing). Pola biasanya terbuat dari kertas, atau bahkan dari bahan yang lebih keras seperti kertas karton agar lebih awet untuk penggunaan berulang. Proses pembuatan dan pemotongan pola biasanya disebut pattern-making atau pattern cutting.

Sloper pattern (jahit rumahan) atau block pattern (jahit industri) adalah pola dasar yang disesuaikan dengan kebutuhan, darinya pola dapat dikembangkan untuk berbagai macam gaya.

Proses mengubah ukuran pola jadi (size lebih kecil/besar) disebut grading.

Pabrikan pakaian komersial membuat pola sendiri sebagai bagian dari proses desain dan produksi mereka, biasanya mempekerjakan setidaknya satu pembuat pola khusus (pattern-maker).

Penjahit rumahan/tailor (bespoke clothing) menyesuaikan sloper dan pola untuk setiap kliennya, sedangkan untuk produksi komersial, pola dibuat agar sesuai dengan beberapa ukuran tubuh standar.

Storage of patterns
Storage of patterns

 

 

Membuat Pola 


Pembuat pola (pattern-maker) biasanya menggunakan salah satu dari dua metode untuk membuat pola.

Metode pola datar (flat-pattern method) adalah di mana seluruh pola dibuat pada permukaan datar dari hasil pengukuran. Pembuat pola menggunakan beberapa alat seperti penggaris (kurva dan lurus) untuk menggambar pola, pembolong (pattern notcher) atau penusuk untuk menandai pola dan gunting untuk memotong. Biasanya dimulai dengan pembuatan sloper atau block pattern yang simpel, pas ukuran pemakai (model). Untuk wanita, ini biasanya akan menjadi pola atasan dan pola rok ketat (narrow skirt), dan untuk pria pola atasan (upper sloper) dan pola celana (pants sloper). Pola akhir (final sloper pattern) biasanya terbuat dari kertas karton, tanpa kampuh (seam allowwance) atau detailing gaya. Setelah bentuk pola sloper telah disempurnakan dengan membuat serangkaian pakaian contoh (mock-up garment) dengan kain toiles (Inggris) atau muslin (AS) atau Nessel dalam bahasa Jerman, sloper ini (final sloper) dapat digunakan untuk membuat pola untuk banyak gaya pakaian dengan berbagai variasi garis leher, lengan, penempatan kupnat (dart), dan sebagainya. Metode pembuatan pola datar adalah metode yang paling umum digunakan dalam pembuatan pakaian pria.

Metode draping membuat pola dengan mock-up yang terbuat dari kain belacu (calico). Kainnya jauh lebih kasar dari kain muslin, tetapi tidak lebih kasar dan tebal dari kanvas atau denim. Harganya masih sangat murah karena belum proses finishing tekstil dan tidak dicelup (diwarnai) maupun di-printing. Dengan menyematkan kain ini langsung pada suatu bentuk badan (dressform), pinggiran kain dan tanda-tandanya lalu ditransfer ke pola kertas atau menggunakan kain sebagai pola itu sendiri. Desainer yang merancang gaun malam atau gaun dengan bentuk yang rumit yang menggunakan banyak kain, biasanya dengan cutting bias atau miring, akan menggunakan teknik draping, karena sangat sulit diaplikasikan dengan pola datar. Metode ini juga sering digunakan untuk kerah.

Ada sistem pola yang berbeda seperti Müller & Sohn dll., untuk pakaian luar dan pakaian dalam wanita, pakaian pria dan anak-anak. Pola rajutan khusus digunakan untuk kain rajutan. Pola model dikembangkan dari pola atasan dasar. Menggunakan penggaris khusus dan tracing wheel. Potongan kertas dipindahkan ke karton (card stock) karena harus lebih kuat untuk menahan penggunaan berulang. Setiap produsen memiliki rentang ukuran sendiri. Dibedakan antara pola dasar, pola pertama dan pola produksi. Pembuat pola meng-grading potongan pertama ke ukuran yang diinginkan dengan bantuan perangkat lunak CAD (computer-aided design). Pola produksi harus berisi semua informasi yang diperlukan untuk produksi dan semua bagian yang diperlukan. Suatu koleksi atau setel diproduksi dalam set ukuran.

Fitting a nettle/canvas-fabric on a dress form
Student tracing pattern onto fabric (wikipedia.org)

 

Digitalisasi pola

Setelah pola kertas/kain selesai, sangat sering pembuat pola mendigitalkan pola mereka untuk pengarsipan dan tujuan komunikasi vendor. Standar sebelumnya untuk digitalisasi adalah tablet digitalisasi. Saat ini, opsi otomatis seperti pemindai (scanner) dan sistem kamera telah tersedia.

 

Grading pola

Grading pola (pattern grading) adalah proses mengecilkan atau memperbesar pola jadi untuk mengakomodasi orang-orang dari berbagai ukuran. Ini dapat dilakukan secara manual atau digital menggunakan software gambar pola.

 Standar aturan grading didasarkan pada pengukuran ergonomis tubuh, secara matematis diekstrapolasi atau diinterpolasi menurut salah satu dari banyak sistem pembuatan pola. Hal ini sering dipilih dengan memperhatikan target pasar untuk garmen yang diproduksi, di mana satu sistem atau yang lain berlaku, sesuai dengan selera konsumen. Biasanya, pola pertama dikembangkan dalam satu ukuran dan kemudian di-grading ke atas atau ke bawah sesuai sistem yang dipilih, memastikan semua ukuran sesuai atau pas dan optimal.

Grading tidak akan menciptakan bentuk, tetapi hanya akan menambah atau mengurangi ukuran bentuk aslinya.

 

Metode Grading

Ada tiga metode dasar untuk grading pola dimana tidak ada yang paling unggul antara yang satu dengan lainnya. Semua sama-sama dapat menghasilkan grading garmen dengan benar. 

  • Cut and spread: Ini adalah metode termudah, merupakan dasar dari dua metode lainnya. Untuk melakukan metode ini, Anda harus memotong pola dan menambahkan (spread) ukuran potongan dengan sejumlah tertentu untuk menggrading ke atas, atau overlap potongan untuk grading ke bawah. Satu-satunya alat yang Anda perlukan untuk metode ini adalah pensil, selotip, penggaris, dan gunting.
  • Pattern shifting: Pergeseran pola, menambah dimensi keseluruhan dari suatu pola dengan memindahkannya pada jarak yang konstan. Setelah Anda memindahkannya, Anda menggambar ulang garis luarnya untuk mendapatkan hasil yang sama seperti potongan dan perbesarannya (cut-and spread).
  • Computer grading: Grading komputer adalah perkembangan terbaru dalam teknologi grading. Ini juga merupakan metode tercepat. Mengambil proses dari dua metode sebelumnya dan mendigitalkannya.

Aturan grading menentukan bagaimana pola bertambah atau berkurang untuk membuat ukuran yang berbeda. Jenis kain juga mempengaruhi terhadap standar grading pola. Biaya grading pola tidak lengkap tanpa mempertimbangkan pembuatan marker.

 

 

Simbol-simbol standar pada pola  


Pola jahit biasanya mencakup simbol dan tanda-tanda standar yang memandu pemotong dan/atau penjahit dalam memotong dan menjahit potongan pola. Pola dapat menggunakan:

  • Notches atau penanda, untuk menunjukkan:
    • Kampuh (seam allowances), tidak semua pola ada kampuhnya
    • Garis tengah dan garis lain yang penting untuk pengepasan seperti garis pinggang, pinggul, dada, ujung bahu, dll.
    • Penempatan ritsleting
    • Tanda lipat (fold points) untuk keliman dan lapisan singkap (facing)
    • Titik temu (matched point), terutama untuk jahitan panjang atau melengkung. Misalnya, lingkar lengan (Armscye).
  • Lubang (lingkaran), bisa dibuat dengan penusuk atau pembolong, untuk menunjukkan:
    • Puncak kupnat (dart apex)
    • Sudut, saat dijahit, yaitu tanpa kampuh
    • Penempatan saku, atau penempatan detail lain seperti ornamen (trimming)
    • Lubang kancing dan kancing
  • Panah panjang, digambar di atas pola, untuk menunjukkan:
    • Grainline, atau bagaimana pola harus disejajarkan dengan kain. Panah dimaksudkan untuk disejajarkan sejajar dengan arah serat kain. Panah panjang dengan anak panah di kedua ujungnya menunjukkan bahwa salah satu dari dua orientasi dimungkinkan. Tanda panah dengan satu kepala mungkin menunjukkan bahwa kain memiliki arah yang perlu diperhatikan, seperti pola yang harus menghadap ke atas saat pemakainya berdiri.
  • Garis ganda menunjukkan di mana pola dapat diperpanjang atau diperpendek untuk kesesuaian yang berbeda
  • Simbol titik, segitiga, atau persegi, untuk menunjukkan “titik temu” untuk potongan pola yang bersinggungan, mirip seperti menyatukan potongan puzzle

Banyak juga pola yang memiliki garis-garis penuh untuk beberapa fitur, seperti saku tempel, menjadi lebih mudah memvisualisasikannya.

Gambar simbol pola (source: thefoldline.com)
Gambar pola dengan simbol-simbolnya (thefoldline.com)

 

 

Pola pada produksi garmen


Pembuatan pola (industri) dimulai dengan pola blok (block pattern) yang sudah ada yang paling mirip dengan visi desainer. Pola pertama-tama diperiksa akurasinya, kemudian dipotong dari kain sampel dan pakaian yang dihasilkan diuji kecocokannya. Setelah pola memenuhi persetujuan perancang, sejumlah kecil sampel penjualan dibuat dan gaya tersebut disajikan kepada pembeli (wholesale markets). Jika style tersebut telah menunjukkan potensi penjualan, pola tersebut di-grading size-nya, biasanya oleh komputer dengan program CAD (computer-aided design) khusus industri pakaian jadi.

Setelah grading, pola harus dilakukan pengujian; keakuratan setiap ukuran dan perbandingan langsung dalam penempatan garis jahitan. Setelah langkah-langkah ini diikuti dan kesalahan diperbaiki, pola disetujui untuk produksi. Ketika perusahaan manufaktur siap untuk memproduksi suatu style, semua size dari setiap potongan pola disusun menjadi suatu marker, biasanya dengan komputer. Marker adalah susunan semua potongan pola di atas area kain yang akan dipotong yang meminimalkan limbah kain sambil memperhatikan arah serat (grainline) yang dikehendaki. Marker kemudian diletakkan di atas lapisan kain dan dipotong. Marker komersial biasanya menyertakan beberapa set pola untuk size populer. Misalnya: satu set size Kecil, dua set size Sedang dan satu set size Besar. Setelah style tersebut dijual dan dikirim ke toko (dan jika terbukti cukup populer) pola dari style ini dengan sendirinya akan menjadi blok, dengan generasi pola selanjutnya dikembangkan darinya.

 

 

Alat-alat untuk membuat dan menyesuaikan desain


  • Hip curve (penggaris curva untuk pinggul)
  • L-Square (penggaris siku)
  • French curves (penggaris kurva/lengkung)
  • Pattern notcher (pembolong/pembuat tanda untuk pola)
  • Dress forms (patung/dummy)
  • Slopers – atasan (bodice), rok (skirt), celana (trousers), dll.
source: flipkart.com
A set of the three most common French curves (source: wikipedia.org)

 

 

Pola ritel


Pola jahit rumahan umumnya dicetak di atas kertas tisu (tissue paper) dan dijual dalam paket yang berisi instruksi menjahit dan saran untuk kain dan trim. Tersedia juga di Internet sebagai file yang dapat diunduh. Penjahit rumahan dapat mencetak pola di rumah atau membawa file tersebut ke jasa percetakan. Banyak perusahaan pola mendistribusikan pola jahit sebagai file elektronik sebagai alternatif, atau sebagai pengganti, paket pra-cetak, yang dapat dicetak oleh penjahit rumahan. Pola modern tersedia dalam berbagai harga, ukuran, style, dan tingkat keterampilan menjahit, untuk memenuhi kebutuhan konsumen.

Mayoritas pola jahit rumahan modern terdapat beberapa ukuran dalam satu pola. Setelah pola dikeluarkan dari paket, Anda dapat memotong pola berdasarkan ukuran yang akan Anda buat atau Anda dapat memperbanyak pola dengan menjiplaknya. Pola dijiplak ke kain menggunakan salah satu dari beberapa metode. Dalam satu metode, kertas kalkir dengan tinta yang dapat ditransfer di satu sisi ditempatkan di antara pola dan kain. Roda tracing (tracing wheel) dijalankan pada garis luar pola, mentransfer tanda ke kain dengan tinta yang dapat dihilangkan dengan menghapus atau mencucinya. Dalam metode lain, kertas kalkir diletakkan langsung di atas pola yang dibeli, dan potongannya dijiplak. Potongan-potongan tersebut dipotong, kemudian kertas kalkir disematkan dengan jarum dan/atau dijahit jelujur ke kain. Kain kemudian dapat dipotong sesuai dengan garis luar kertas kalkir. Untuk pola vintage ada yang sudah dengan lubang kecil di kertas polanya. Dimaksudkan untuk dijahit (tailor’s tacks), jenis jahitan basting di mana benang dijahitkan ke kain dengan pendek untuk pedoman memotong dan menggabungkan potongan kain.

Selain mengilustrasikan pakaian jadi, pattern envelopes biasanya menyertakan tabel ukuran, sejumlah potongan-potongan yang termasuk dalam pola, dan kain yang disarankan serta trims (notions) dan perlengkapan menjahit yang diperlukan.

Ebenezer Butterick menemukan pola jahit rumahan dengan grading yang diproduksi secara komersial pada tahun 1863 (berdasarkan sistem grading yang digunakan oleh Victorian tailors), awalnya menjual pola gambar tangan untuk pakaian pria dan anak laki-laki. Pada tahun 1866, Butterick menambahkan pola untuk pakaian wanita, yang mana masih disukai pasar (pola jahit rumahan) saat ini.

Home tissue paper sewing pattern
Digital home sewing pattern
Vintage sewing pattern pieces, sold pre-cut
Sewing a tailor’s tack with thread to mark a pattern on fabric before cutting the fabric

Baca juga artikel tentang pola:

Mengenal Macam-macam Pola Busana

Teknik Pembuatan Pola Dasar

Sumber referensi:

  • wikipedia.org
  • thefoldline.com

3 komentar untuk “Pola (Pattern)”

  1. Pingback: Desain, Pola, dan Marker di Industri Garmen - fesyendesign.com

  2. Pingback: Teknik Cutting Industri - fesyendesign.com

  3. Pingback: Pengetahuan Dasar Manufaktur Garmen - fesyendesign.com

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *