mesin obras

Setikan dan Jahitan (Sewing)

Setikan (Stitches)


Perangkat pembentuk setik jahitan

Prinsip dasar dari semua mesin jahit tergantung pada pembentukan loop (simpul/kaitan) yang konsisten. Selama menjahit, jarum turun melalui kain ke bagian bawah dan saat jarum naik, loop benang jahit terbentuk di scarf jarum. Lingkaran benang jahit ini diambil oleh salah satu dari dua perangkat pembentuk jahitan yaitu pengait (hook) atau looper. Perangkat pembentuk jahitan ketiga yang dikenal sebagai spreader digunakan dalam beberapa jenis jahitan untuk membawa benang jahit dari satu perangkat pembentuk jahitan ke perangkat lainnya.

Kait mesin jahit baik itu rotary atau shuttle menghubungkan (interlocks) benang atas (needle thread) dengan benang bawah (bobbin thread). Looper, yang digunakan untuk membentuk chainstitch, menghubungkan (interloops) benang yang dibawanya dengan benang lain.

Scarf adalah lekukan di atas mata lubang jarum jahit yang memungkinkan benang ditangkap oleh bobbin hook di bawah pelat (throat plate) untuk membuat jahitan (stitch). Scarf yang panjang membantu mengeliminasi jahitan yang loncat dengan memungkinkan hook untuk lebih mudah melilitkan benang. Scarf yang pendek membutuhkan mesin yang tepat timing-nya. Ukuran scarf bervariasi dengan jenis jarum yang berbeda.

 

 

Klasifikasi jenis setik jahitan

Berikut ringkasan jenis jahitan (stitch) yang paling umum digunakan untuk pembuatan pakaian. Jenis jahitan dikelompokkan ke dalam kelas 100 hingga 600. Secara garis besar, seiring bertambahnya jumlah jenis jahitan, konsumsi benang dan kerumitan jahitan juga meningkat.

Kelas Deskripsi Setik populer  Keterangan
100 Single thread chainstitch 101 Single thread chainstitch
103 Blindstitch
Menggunakan jumlah benang paling sedikit
200 Hand stitch 209 Single needle imitation hand stitching
300 Lockstitch 301 Two thread lockstitch
304 Zigzag
Digunakan pada 90% pakaian, rasio konsumsi benang 1 banding 1
400 Multi-thread chainstitch 401 Single needle two thread chainstitch
406 Twin needle coverseam
407 Three needle coverseam
500 Serging & Safety stitch 503 Two thread Overedge (serging, welting)
504 Three thread Overedge (and serging)
512 Four thread (Half cover) Mock Safety
514 Four thread (Full cover)
515 Four thread Safety
516 Five thread Full Safety
600 Coverstitch or Flatseam 602 Twin needle coverseam with top cover
605 Three needle coverseam with top cover
606 Flatlock
607 Flatseam
Menggunakan jumlah benang yang paling banyak

 

101 Single thread chainstitch (jahitan rantai benang tunggal)

Single thread chainstitch 101 dibentuk hanya dengan menggunakan satu benang jahit yang dimasukkan oleh jarum jahit (needle thread). Jenis Jahitan 101 paling sering digunakan untuk jahitan sementara (basting). Kelemahan utamanya adalah kecenderungannya untuk lepas (run back) dari ujung akhir jahitan.

 

103 – Single thread Blindhemming (benang tunggal Blindhemming)

Turunan dari tipe jahitan 101 adalah tipe jahitan 103 yang dikenal sebagai single thread Blindstitch atau Blindhemming. Kelemahan utamanya adalah jahitan lepas (runback). Jahitan ini dibentuk dengan menggunakan jarum yang melengkung yang masuk dan keluar dari sisi kain yang sama membawa benang atas (needle thread). Benang atas terkait (interloop) dengan looper di permukaan bahan. Penggunaan yang umum adalah hemming dan lapel padding.

 

301Lockstitch

Adalah jenis jahitan yang paling umum digunakan. Kelebihan jahitan ini adalah terlihat sama antara atas dan bawah (reversible), jahitan rapat, kuat, dan low bulk. Kelemahan utamanya adalah pemanjangan (elongation) jahitan yang rendah dan produktivitas juga rendah karena kebutuhan untuk sering mengganti benang bawah (bobbin threads).

 

401Chainstitch

Produktivitas yang lebih tinggi dan pemanjangan (elongation) jahitan yang lebih baik dapat dicapai dengan menggunakan jahitan rantai jarum tunggal 401 (single needle chainstitch). Kelemahan menggunakan jenis jahitan ini adalah tidak dapat dibalik (reversible), rentan lepas (runback) dan jahitan yang dihasilkannya cenderung lebih bulky dibandingkan jahitan lockstitch.

 

Multi needle lockstitch dan chainstitch

Yaitu jahitan jenis lockstitch dan chainstitch lebih dari satu baris. Terdapat mesin jahit khusus multi needle lockstitch dan chainstitch meskipun mesin jahit lockstitch 301 dan mesin jahit chainstitch 401 masing-masing mampu menghasilkan beberapa baris jahitan sekaligus (multiple row of stitching). Yang paling umum adalah menggunakan jarum dua/kembar (twin needle).

Double Needle Lockstitch
Double Needle Chainstitch

 

Zig Zag Stitch –  Jenis jahitan 304 dan 404

Sifat elongation jahitan zig zag (zig zag stitch) lebih tinggi daripada jahitan jenis chain stitch dan lockstitch. Contoh penggunaannya adalah pada korset. Untuk membuat formasi zig zag, jarum (needle bar) bergerak ke samping saat bahan dijalankan/dijahit. Kelemahan utama formasi jahitan zig zag mungkin tidak memberikan tampilan yang diinginkan.

Gambar stitch 304 (source: www.styleliquid.com)
Gambar stitch 404

 

406 – Coverseam

Turunan dari chainstitch 401 adalah formasi jahit coverseam chainstitch. Yang paling umum adalah twin needle coverseam 406. Jenis jahitan ini dibentuk dengan menggunakan dua jarum (double needle) dan satu benang looper. Kegunaan utamanya adalah untuk menjahit hemming pakaian yang terbuat dari kain rajutan dan menempelkan elastis/renda pada pakaian dalam.

Gambar dua sisi coverstitch (source: wikipedia.com)

 

Jahitan coverseam jenis 407 adalah versi tiga jarum dari jenis jahitan ini. Terdapat juga versi empat jarum meskipun tidak umum digunakan.

 

503 – Two thread overedge (serging)

Semua formasi jahitan overedge/serging (obras) termasuk dalam klasifikasi jenis 500. Jenis jahitan two thread overedge 503 (obras benang dua) digunakan untuk mengobras satu lapisan tunggal dan hemming kaos. Kadang-kadang disebut welting. 

 

504 – Three thread overedge

Untuk jahit sambungan (seam), biasanya menggunakan tipe three thread overedge 504. Karena pergerakan mesin jahit pendek, kecepatan mesin tinggi dapat dicapai sehingga menghasilkan produktivitas yang tinggi. Jenis jahitan ini juga menghasilkan elongation jahitan yang sangat baik dan kekuatan tinggi.

 

Four thread overedge

Untuk jahitan tepi yang membutuhkan kekuatan jahitan yang lebih baik maka menggunakan versi empat benang dari tipe 504.

Gambar stitch 512 (source: coats.com)

Jahitan tipe 512 dikenal sebagai four thread mock safety karena sisi atas dari jenis jahitannya menyerupai sisi atas jahitan tipe 516 yang merupakan jahitan overedge safety stitch yang sesungguhnya. Jenis jahitan 512 juga dikenal sebagai four thread overedge, half cover.

Gambar stitch 514 (source: coats.com)

Jenis jahitan overedge kedua adalah tipe Jahitan 514. Ini dikenal sebagai four thread overedge, full cover.

Yang ketiga dari jenis jahitan ini adalah tipe Jahitan 515.

 

515 – Four thread safety stitch

Jenis jahitan ini dibentuk secara bersamaan dengan menggunakan satu baris jahitan tipe 401 dan satu baris 503.

Gambar stitch 515 (source: coats.com)

 

516 – Five Thread full safety

Jenis jahitan 516 adalah jenis jahitan kombinasi lainnya. Jenis jahitan ini menggabungkan chainstitch 401 dengan three thread overedge 504. Ini dikenal sebagai jahitan overedge full safety stitch. Elemen 401 menanggung beban sementara elemen 504 menutupi tepi material dan memberikan keamanan jahitan tambahan.

 

602 – Twin needle coverseam with top cover

Klasifikasi tipe jahitan 600 adalah tipe jahitan coverseam dasar dengan penambahan benang cover atas yang dihasilkan dari alat spreader. Elemen cover atas ini memberikan dekorasi dan juga perlindungan jika diperlukan pada permukaan atas jahitan.

Jenis jahitan 602 sama dengan jenis jahitan 406 tetapi dengan tambahan benang penutup atas.

 

605 – Three needle coverseam with top cover

Jenis jahitan ini dibentuk dengan lima benang. Tiga jarum, satu looper dan satu benang penutup (cover thread). Jahitan tipe 605 memiliki elastisitas jahitan yang tinggi dan penggunaan benang yang lebih tinggi dari rata-rata. Formasi jahitan ini datar dan nyaman dan merupakan pilihan populer untuk pakaian stretch. Jenis jahitan ini juga dapat digunakan sebagai jahitan dekoratif karena adanya benang penutup atas.

 

606 – Flatlock

Flatlock 606 dibentuk menggunakan sembilan benang. Empat benang atas (needle threads), empat benang looper dan satu benang penutup atas (top cover).

 

607 – Flatseam

Flatlock 606 selama bertahun-tahun telah diganti dengan flatseam tipe 607. Jenis jahitan ini diproduksi dengan menggunakan empat jarum, satu looper, dan satu benang penutup atas.

Konsumsi benang jenis jahitan ini lebih rendah dibandingkan tipe jahitan 606 setidaknya pada perhitungan 32 meter benang per meter jahitan.

Klasifikasi jenis jahitan 600 memiliki keunggulan dalam menghasilkan jahitan yang rata dan nyaman dengan elongation yang tinggi.

Gambar stitch 607 (source: coats.com)

 

 

 

Jahitan (Seams)


Jahitan (seam) dapat didefinisikan sebagai serangkaian setikan (stitches) dan jenis setikan yang digunakan untuk menggabungkan dua atau lebih lapisan bahan menjadi satu. Jahitan menahan beban dan untuk kinerja yang optimal perlu direkayasa untuk mendapatkan sifat-sifat fisik tertentu, dalam hal kekuatan dan perpanjangan (elongation), mirip dengan bahan yang dijahit.

Dalam menjahit (sewing), jahitan (seam) adalah sambungan di mana dua atau lebih lapisan kain, kulit, atau bahan lain disatukan dengan setikan (stitches).

Dalam konstruksi pakaian, jahitan diklasifikasikan menurut jenisnya (plain, lapped, bound, flat) dan posisinya pada pakaian jadi (jahitan belakang tengah, jahitan dalam, jahitan samping). Jahitan diselesaikan dengan berbagai teknik untuk mencegah penguraian tepi kain dan untuk merapikan bagian dalam pakaian.

Jahitan yang digunakan untuk merakit produk yang dijahit adalah bantalan beban dan idealnya harus memiliki sifat fisik yang serupa dengan bahan yang dijahit. Jenis jahitan dan benang jahit yang digunakan akan berbeda untuk setiap aplikasi. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui berbagai jenis jahitan, aplikasi dan variasi yang tersedia sehingga Anda dapat memilih jahitan yang tepat sesuai dengan kebutuhan menjahit Anda.

Semua jahitan (seam) dasar yang digunakan dalam konstruksi pakaian adalah varian dari empat jenis jahitan dasar berikut:

  • Jahitan polos (Plain seams)
  • Jahitan Prancis (French seams)
  • Jahitan datar atau berbatasan (Flat/abutted seams)
  • jahitan tersusun (Lapped seams)

Plain seam / running seam

Jenis jahitan ini adalah (jahitan mesin) versi paling dasar dan umum, dengan seam allowance atau kampuh berkisar 0,5–2,5 cm. Seam allowance biasanya membutuhkan proses jahit penyelesaian untuk mencegah pinggiran kain terurai atau berjumbai.

  • Tempatkan dua potong bahan bersama-sama dengan sisi baik saling menghadap dan gunakan jahitan jelujur untuk menahan seam allowance.
  • Gunakan mesin jahit flatbed untuk membuat garis jahitan lurus.
  • Panjang setikan dapat diubah pada mesin jahit dari 1mm menjadi 5mm (panjang setikan dasar adalah 2,5–3mm).
  • Seam allowance dapat di-obras (overlock) atau dibungkus (bound) untuk mencegah tepi agar tidak berjumbai.
  • Jahitan ini dapat dipres terbuka atau ke satu sisi.

Baik piping atau cording dapat dimasukkan ke dalam jahitan polos (plain seam).

Gambar plain seam

 

French seam

Dalam jahitan Prancis, tepi kain tertutup sepenuhnya sehingga hasil akhirnya rapi,

Jahitan Prancis menciptakan hasil akhir yang rapi dan terutama digunakan untuk kain transparan dan halus. Seam allowance dipotong 1,2 cm total.

  • Untuk memulai, tempatkan sisi buruk kain menjadi satu. Ambil seam allowance 0,5 cm dan jahit di sisi baik kain.
  • Kemudian balikkan jahitan (seam) ke dalam, satukan sisi baik kain. Jahit, ambil seam allowance 0,7 cm dan bungkus jahitan yang sebelumnya dijahit.
  • Pres jahitan (seam) ke satu sisi.

 

Gambar French seam

 

Flat/abutted seam

Dalam flat/abutted seam, dua potong kain disambung dari ujung ke ujung tanpa tumpang tindih dan dijahit dengan jahitan tangan atau mesin yang menutupi tepi kain (raw edges). Jahitan antik atau old German seam adalah nama abad ke-19 untuk jahitan datar yang dijahit dengan tangan yang menggabungkan dua potong kain di tepinya. Jenis konstruksi ini ditemukan dalam pakaian linen tradisional seperti kemeja dan chemises, dan pada potongan lembaran hand-made dari tenunan linen yang kecil.

Gambar old German seam

 

Lapped seam

Dalam lapped seam, kedua lapisan tumpang tindih dengan sisi buruk (wrong side) dari lapisan atas diletakkan berhadapan dengan sisi baik (right side) lapisan bawah. Lapped seam biasanya digunakan untuk bahan bulky yang tidak terurai, seperti kulit dan kain kempa.

 

Flat fell seam

Flat fell seam sangat populer pada pakaian denim, kemeja pria, dan pakaian kerja. Ini adalah jahitan tertutup yang kuat dan tahan pakai/awet. Dua baris setikan di sisi baik dan satu baris setikan di sisi buruk dari garmen. Seam allowance 0,7 cm di satu sisi dan 1,7 cm di sisi lain.

  • Tempatkan sisi buruk kain menjadi satu. Geser lembaran/potongan dengan seam allowance 0,7cm, 1cm lebih jauh dari lembar/potongan lainnya.
  • Jahit jahitan dengan mengambil seam allowance 1,7 cm dari tepi luar.
  • Kemudian lipat allowance ekstra 1cm untuk menutupi allowance 0,7cm dan pres rata.
  • Untuk menyelesaikannya, jahit (top-stitch) 1-2mm dari tepi yang terlipat (edge stitch).

 

Klasifikasi Jahitan (Seam Classification)

Jahitan diklasifikasikan menurut jenis/jumlah komponen yang digunakan. Ada delapan kelas jahitan yang didefinisikan sesuai ISO 4916:1991.

Di masa lalu, jahitan (seam) digambarkan sebagai Flat, Superimposed, Lapped atau Bound. Setikan (kemudian dibedakan dari jahitan/seams) digambarkan sebagai Penyelesaian tepi (Edge finishing) atau hiasan (ornamental). Varietas jahitan diilustrasikan di bawah ini bersama dengan deskripsinya dan sistem baru.

Klasifikasi jahitan (Seam classes)

  • Class 1 – Superimposed seam
  • Class 2 – Lapped seam
  • Class 3 – Bound seams
  • Class 4 – Flat seams
  • Class 5 – Decorative/Ornamental stitching
  • Class 6 – Edge finishing/neatening
  • Class 7 – Attaching of separate items
  • Class 8 – Single ply construction

 

Class 1 – Superimposed seam(s)

Ini biasanya dimulai dengan dua atau lebih potongan bahan yang ditumpangkan (superimpossed) satu sama lain dan digabungkan dengan satu baris atau lebih jahitan di dekat tepi. Ada berbagai jenis jahitan dalam kelas ini.

Setikan yang digunakan

Superimposed seam dapat dijahit dengan jenis Setikan 301 atau 401 untuk membuat jahitan sederhana. Jenis jahitan yang sama juga dapat dijahit dengan Setikan kelas 500 (Over edge stitch) atau Setikan kombinasi (mis. Setikan kelas 516)

Aplikasi

Digunakan untuk membuat jahitan yang rapi untuk pakaian dalam (lingerie), kemeja (shirts), dll.

 

Class 2 – Lapped seam(s)

Dalam kelas jahitan ini, dua atau lebih tumpukan bahan disusun (yaitu dengan tepi dilapis/overlaid, polos/plain atau dilipat/folded) dan disambung dengan satu atau lebih baris jahitan.

Salah satu yang paling populer dari kelas ini adalah jenis Lap felled, yang hanya melibatkan satu operasi penjahitan, jahitan datar dan terlipat dengan hanya satu baris jahitan yang terlihat di permukaan atas. Jahitan yang kuat pada tepian kain yang biasa digunakan untuk melindungi jeans atau pakaian serupa agar tidak berjumbai. Jenis jahitan yang mirip adalah French seam yang melibatkan dua operasi jahitan.

Kelas jahitan ini terdiri dari minimal dua komponen dan dapat memiliki varietas yang berbeda yang terdiri dari beberapa baris setikan.

Setikan yang digunakan

Lap felled seam umumnya dijahit dengan setikan jenis 401.

Aplikasi

Lapped seam adalah jahitan yang paling umum digunakan. Ini digunakan dalam pembuatan jeans karena konstruksinya yang kuat. French seam biasanya digunakan untuk pakaian hujan, dan jahitan tepi pada bagian depan jaket dan gaun.

 

Class 3 – Bound seam(s)

Ini dibentuk dengan melipat strip pembungkus (binding strip) di atas tepi tumpukan bahan dan menggabungkan kedua tepi pembungkus pada bahan dengan satu atau lebih baris jahitan. Ini akan menghasilkan tepian yang rapi pada jahitan. Terdapat beberapa macam jahitan jenis ini.

Setikan yang digunakan

401 chainstich atau 301 lockstitch.

Aplikasi

Garis leher t-shirt.

 

Class 4 – Flat seam(s)

Kadang-kadang disebut Butt seams, yaitu dua tepi kain, datar atau terlipat, disatukan dan dijahit dengan jahitan tanpa tumpang tindih.

Tujuan dari jahitan ini adalah untuk menghasilkan sambungan di mana tidak ada ketebalan kain ekstra yang dapat ditoleransi pada jahitan, seperti pada pakaian dalam. Benang looper harus lembut, namun kuat dan benang penutupnya mungkin dekoratif dan juga kuat.

Setikan yang digunakan

Zigzag lock stitch, chain stitch atau covering stitch (kelas 600).

Aplikasi

Jenis jahitan ini dapat dilihat pada pakaian rajutan yang sangat halus dimana jahitannya harus bebas dari gumpalan (bulky). Seperti pakaian dalam dan pakaian bayi.

 

Class 5 – Decorative/Ornamental stitching/Piping seam

Adalah serangkaian setikan sepanjang garis lurus atau lengkung atau mengikuti desain ornamen, pada satu lapis bahan. Jenis yang lebih kompleks mencakup berbagai bentuk perpipaan (piping), menghasilkan garis menonjol di sepanjang permukaan kain.

Aplikasi

Jahitan menghasilkan efek permukaan dekoratif pada kain, misalnya pin tuck, aplikasi benang hias, dll. Jenis jahitan ini terdiri dari minimal satu komponen.

 

Class 6 – Edge finishing/neatening 

Penyelesaian tepi-perataan Kelas 6 – Penyelesaian tepi/perataan
Jahitan Edge finishing adalah dimana tepi satu lapis bahan dilipat atau ditutup dengan jahitan. Operasi yang paling sederhana adalah Serging (obras), Tipe 6.01.01, di mana potongan tepi dari satu lapis diperkuat dengan jahitan tepi (over edge stitching) untuk merapikan dan mencegah berjumbai. Hanya ada satu komponen untuk jenis jahitan ini. Ini termasuk metode populer lainnya untuk menghasilkan tepi yang rapi seperti keliman dan jahitan som (blind stitch hemming).

Aplikasi

Obras panel celana, flys, facings, dll.

 

Class 7 – Attaching of separate items (Memasang item terpisah)

Kelas jahitan ini melibatkan jahitan yang memerlukan penambahan komponen lain ke tepi selembar kain, misalnya, elastis ke tepi celana dalam wanita. Jenis jahitan ini membutuhkan dua komponen.

 

Class 8 – Single ply construction (Konstruksi lapis tunggal)

Kelas jahitan ini terdiri dari satu potong kain yang dilipat kedalam di kedua ujungnya. Ini paling sering terlihat di loop sabuk. Jenis jahitan ini hanya membutuhkan satu komponen.

Enclosed seam

 

Ekspresi Numerik Jahitan

Setiap jahitan yang dijahit diidentifikasi dengan penunjukan numerik yang terdiri dari lima digit.

  • Digit pertama mencerminkan kelas jahitan/seam class (1-8).
  • Yang kedua dan ketiga adalah angka (0-99) untuk menunjukkan perbedaan lokasi penetrasi jarum.
  • Agar spesifikasi jahitan menjadi bermakna, penandaan jenis setikan harus ditambahkan setelah penyebutan jahitan yang disetik. Jika dua atau lebih jenis setikan digunakan, harus dinyatakan dari kiri ke kanan.

 

Kualitas jahitan

Meskipun jenis setikan yang dipilih untuk jahitan bergantung pada persyaratan fungsional atau estetika jahitan, kualitas jahitan dapat diukur berdasarkan parameter berikut:

  • Ukuran jahitan (seam size) – Diukur kedalaman jahitan, panjang jahitan dan lebar jahitan.
  • Kekuatan selip jahitan (seam slippage strength) – Ini adalah jumlah gaya yang dibutuhkan untuk menarik 1/4 inci dari rangkaian benang berlawanan yang tegak lurus terhadap garis jahitan.
  • Kekuatan jahitan (seam strength) – Ini adalah kekuatan yang dibutuhkan untuk membuka jahitan baik dengan memutus benang atau dengan merobek bahan yang dijahit.

 

Posisi jahitan

Dalam konstruksi pakaian, jahitan (seam) diidentifikasi berdasarkan posisinya pada garmen.

Central front seam atau jahitan tengah depan adalah jahitan secara vertikal di bagian depan pakaian.

Central back seam (back seam) atau jahitan tengah belakang adalah jahitan secara vertikal di bagian belakang tengah pakaian. Ini dapat digunakan untuk membuat bentuk anatomis pada bagian belakang pakaian terutama melalui area pinggang dan pinggul. Ini juga dapat digunakan untuk gaya dan tujuan fungsional yang melibatkan lipatan, belahan, suar ke arah hemming atau untuk penutup belakang seperti plakat berkancing atau ritsleting.

Side seam atau jahitan samping adalah jahitan secara vertikal di sisi pakaian.

Side back seam atau jahitan samping belakang adalah jahitan dari lengan ke pinggang, dan menyesuaikan pakaian dengan lekukan di bawah tulang belikat. Side back seam dapat digunakan sebagai pengganti, atau dalam kombinasi dengan, side seam dan center back seam.

Shoulder seam atau jahitan bahu membentang dari garis leher (neckline) ke lengan, biasanya di titik tertinggi bahu. Shoulder seam yang melebihi titik bahu disebut drop shoulder atau turun bahu.

Princess seam atau jahitan princess berada di depan atau belakang membentang dari bahu atau kerung lengan ke ujung bawah (hem) di sisi-belakang atau sisi-depan. Jahitan princes membentuk pakaian ke lekuk tubuh dan menghilangkan kebutuhan kupnat (dart) di bagian dada, pinggang, dan bahu.

Inseam atau jahitan dalam adalah jahitan yang mengikat panjang celana bagian dalam. Jarak dari selangkangan bawah (bottom crotch) ke pergelangan kaki bawah juga dikenal sebagai inseam. Panjang inseam menentukan panjang kaki celana bagian dalam. Di Inggris ini biasanya dikenal sebagai inside-leg measuement (untuk ukuran celana panjang).

 

 

Seam allowance

Seam allowance (kadang-kadang disebut inlays) adalah area antara tepi kain dan garis jahitan (setikan) pada dua (atau lebih) potongan bahan yang dijahit bersama. Seam allowance dapat berkisar dari 14 inci (6,4 mm) lebar hingga beberapa inci. Pola komersial pada jahit rumahan memiliki seam allowance mulai dari ¼ hingga 5/8 inci (6,4 hingga 15,9 mm).

Seam allowance 5/8″ (1,5 cm) memberikan tambahan yang cukup antara garis jahitan dan tepi potongan kain untuk memastikan bahwa kain akan terjahit dengan aman saat disatukan. Ini sangat penting saat bekerja dengan kain yang mudah lepas benangnya (mrudul).

Seam allowance industri jahit berkisar dari 1⁄4 inci (6,4 mm) untuk area melengkung (misalnya garis leher, lengan) atau jahitan tersembunyi (misalnya jahitan lapisan/facing), hingga 1 inci (25 mm) atau lebih untuk area yang membutuhkan kain ekstra untuk hasil akhir yang pas untuk pemakainya (misalnya center back). Jahitan melengkung umumnya memiliki seam allowance yang lebih kecil daripada jahitan lurus; jahitan bulky dengan seam allowance besar lebih sulit untuk ditekan atau disesuaikan dengan bentuk yang melengkung.

 

 

 

 

Referensi:

  • wikipedia.org
  • https://solentsew.co.uk
  • coats.com
  • dll

 

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *